Be the first to like this post.
Komentar
-
-
Dulu semasih bujangan saya pernah pulang kampung dan pergi ke Sisangge sangge dg pacar saya yg tinggal di Uratan
Saya lupa kalau di Barus pantang berpegangan tangan dgn pacar
Saya pegang terus dan….orang2 yg dipinggir pantai itu” Suit.. suit…” Ternyata pacarku jadi malu, aku tdk menyadarinya. Kami sudah berumatangga dan punya 2 anak.
Kami tinggal di Surabaya/Jawa Timur
Saya kira kita semua yg di Andam Dewi maupun yg di rantau
sangat merindukan perkembangan Pantai Kahona
Kami sudah berumatanggaekarang kami tinggal
-
asa tung uli sasudena,jla hupangido hami tu pamarentata asa tung mangaranap nasida mamereng dalan i.
-
-
saya memang lahir di Desa Ladang Tengah/Ladang Baru, namun semasa kecil sampai dengan SMP saya sering main ke sangge-sangge kebetulan rumah inang tua saya yang diambail marga samosir ( Pa Hekrin Samosir ) bertempat tinggal disangge-sangge. Dulu saya sering beli gadong/singkong ke Tombak bersama ibu saya jalan kaki kadang naik sepeda, jadi harus mampir dulu ke rumah inang tua saya itu untuk sama-sama nantinya ke tombak. Setelah sampai disangge-sangge saya paling suka mandi di lautnya bersama anak-anak inang tua saya tersebut sampai kemuara tolluk kadang-kadang ikutan marpuhot/pukat pinggir dan ikan disana sangatlah manis apalagi kalau disombom. Sekarang ini disebut dengan nama Pantai Kahona, namun sebelum itu namanya bukanlah pantai kahona. Akan tetapi sekarang ini saya sudah menetap tinggal di Labuhan Batu selatan/pinggiran Riau di PTPN-III.
Namun dari dulu tahun 80-90 jalan untuk menuju kepantai tersebut kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah maupun masyarakat setempat, sehingga jalan kepantai tersebut adalah lewat bahal atau jalan kerbau.
Sangat disayangkan apabila sampai dengan saat ini pembangunan infrastruktur menuju pantai kahona belum mendapat perhatian yang seriaus dari pemerintah terutama aparat desa Lobutua. Sedangkan keindahan wisata yang terkandung didalam pantai kahona tersebut tidak kalah dengan pantai-pantai yang telah maju atau terkenal. Maka usul dari saya kepada masyarakat setempat supaya sama-sama mengadakan suatu pertemuan/rapat untuk membahas pembuatan proposal pembangunan jalan kepantai kahona dan dilanjutkan kedesa, kecamatan dan digiring ke kabupaten/DPRD tingkat II Tap. Tengah.
Apabila nantinya jalan menuju pantai tsb lancar dan tidak ada hambatan sangat besar kemungkinan pantai kahona menjadi salah satu tujuan wisata lokal maupun manca negara, sehingga akan dapat menunjang meningkatkan perekonomian /pendapatan masyarakat setempat.
Sampai disini dulu sekedar komentar dari saya.
Bila lebih kurang ucapan saya mohon dimaafkan.
Mauliate.
-
-
-
-
-
-
saya orang barus dan tinggal di tapi ai, Pasar Terandam. Saya baru mendengar adanya Pantai Kahona. (mohon maaf karena kurang informasi). Dan saya memang sudah lama tinggal di Jakarta. Seingat saya dulu yang ramai di kunjungi adalah “Ujung” pantai sitiris-tiris yang merupakan objek wisata pada waktu itu. Saat ini sudah ada “pantai Kahona” yang merupakan objek wisata selain “UJUNG”.
Saya juga sangat menyayangkan hal itu seperti jalan menuju lokasi yang mana sampai saat ini masih sangat memprihatinkan. Saya terakhir pulang pada tahun 2007 dan saya pergi rekreasi ke “Sitiris-tiris”. Alangkah terkejutnya saya melihat jalan yang sangat hancur, dan yang ada adalah susunan batu-batu sebagai jalan utama (belum di aspal). Saya tidak tahu kondisi jalan saat ini apakah masih tetap seperti itu ?.
Hampir semua daerah objek wisata di Jawa sudah saya jalani dan hampir semuanya ramai dikunjungi oleh berbagai macam pelancong, baik lokal maupun luar. Mengapa mereka bisa mengundang banyak wisatawan ?. Setelah saya analisa ternyata jalan menuju lokasi dibuat sebagus mungkin dan di dukung juga oleh pemerintah setempat untuk memajukan daerahnya. Padahal objek yang kita lihat tidak terlalu indah. seperti Pantai “Pangandaran” yg mana jarak dari Jakarta ke lokasi kurang lebih 1 hari perjalanan. Itupun banyak orang dari Jakarta yang menuju tempat tersebut. padahal kalau saya bandingkan dengan Pantai Sitiris-tiris dan Pantai Kahona, “Pantai Pangandaran” baru seperempat indahnya dari Sitiris-tiris dan Kahona. Tapi orang tetap aja mau mengunjungi. Mengapa ?